Komet : Seri Kelima dari Serial Bumi Tere Liye
Oleh : Marsekal Aulia & Galuh Ajeng
Selamat sore, Sobat Megasus! Resensi kali ini adalah resensi mengenai novel terbaru Tere Liye atau yang akrab dipanggil Bang Tere, Komet. Novel ini merupakan seri lanjutan dari buku sebelumnya, Bumi (1), Bulan (2), Matahari (3), Bintang (4), dan Ceros dan Batozar (4,5). Berikut sedikit gambaran mengenai novel ini
Judul Buku : Komet
Penulis : Tere Liye
Co-author : Diena Yashinta
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2018
Sinopsis
Setelah “musuh besar” mereka lolos, dunia
paralel dalam situasi genting. Hanya soal waktu, pertempuran besar akan
terjadi. Bagaimana jika ribuan petarung yang bisa menghilang, mengeluarkan
petir, termasuk teknologi maju lainnya muncul di permukaan Bumi? Tidak ada yang
bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi. Situasi menjadi lebih rumit lagi
saat Ali, pada detik terakhir, melompat ke portal menuju Klan Komet. Mereka
bertiga tersesat di klan asing untuk mencari pusaka paling hebat di dunia paralel.
Mereka kemudian berpetualang mencari "tumbuhan
aneh" melewati 6 pulau yang bernama sesuai nama-nama hari. Melewati
berbagai macam rintangan. Dapatkah mereka menemukan tumbuhan tersebut?
Banyak pembaca yang mengira bahwa ini
merupakan seri terakhir. Namun, kisah ini masih berlanjut ke novel selanjutnya,
yaitu Komet Minor.
Novel ini tidak ditulis oleh Bang Tere
sendirian, ada co-author yang membantu proses penulisannya, Diena Yashinta.
Jika pada novel-novel sebelumnya, terdapat
andil teknologi canggih dalam menemani perjalanan tiga sahabat ini, maka dalam novel ini, mereka harus bertahan tanpa bantuan
teknologi. Hal ini membuat novel ini terasa berbeda dari novel pendahulunya.
Nama-nama tokoh dan latar tempat dalam novel keluaran tahun 2018 ini juga unik dan kreatif. Seperti penggunaan nama hari untuk tujuh nama pulau, mulai
dari pulau Hari Senin hingga pulau Hari Minggu.
Pada awalnya, alur yang disajikan memang
menarik dan menyenangkan. Namun lama-kelamaan, alur yang terlalu monoton —
berlayar ke satu pulau ke pulau berikutnya, bertarung, kemudian memenangkan
pertarungan — membuat novel ini terasa agak membosankan. Plot twist yang disajikan
juga mudah untuk ditebak.
Selain itu, bagian akhir novel ini sangat menggantung. Someg harap sabar untuk seri selanjutnya ya. Sebaiknya Someg menunggu untuk seri selanjutnya, yaitu Komet Minor rilis lebih dulu, sehingga Someg tidak perlu menunggu lama untuk sambungan ceritanya.
Quotes
"Ketahuilah, setiap kali sebuah cahaya
bersinar sangat terang, maka bayangan yg dibuatnya sangat gelap. Sebaliknya,
saat sesuatu sangat gelap, maka dibutuhkan cahaya terang untuk melewatinya.
Keseimbangan." (Halaman 204)
"Kita sibuk sekali mengurus masalah si
Tanpa Mahkota, mengurus nasib seluruh dunia paralel, Si Tanpa Mahkota begini, Si Tanpa Mahkota begitu, bla-bla-bla. Tapi kita lupa justru hidup ini datang
dari hal-hal kecil." (Halaman 161)
"Ketahuilah, dalam hidup ini, kadang kita
melakukan sembilan puluh sembilan kebaikan, lantas tidak sengaja melakukan satu
keburukan. Kita kadang lebih fokus pada satu keburukan tersebut, lupa betapa
banyak yang telah kita lakukan." (Halaman 271)
Semoga artikel ini bermanfaat untuk pembaca kedepannya. Tunggu resensi berikutnya ya. :) Tidak hanya resensi tentang buku, tetapi resensi tentang film juga akan diunggah. Sekian, terima kasih.