Mendeteksi Keberadaan Hantu dengan Ilmu Sains - Megasus

Tuesday, April 9, 2019

Mendeteksi Keberadaan Hantu dengan Ilmu Sains


Mendeteksi Keberadaan Hantu dengan Ilmu Sains

Oleh : Solfi Indah


Halo Someg! Percayakah kalian akan adanya hantu? Sebagian besar orang percaya dengan keberadaan hantu. Terlepas dari ajaran kepercayaan masing-masing, sebuah survey di Inggris tahun 2014 menemukan bahwa 52% partisipan percaya pada hal supernatural. Sementara itu survey oleh Chapman University tahun 2015 mencatat bahwa 40% orang Amerika percaya pada tempat-tempat berhantu. Hantu secara umum merujuk kepada roh atau arwah yang meninggalkan badan karena kematian.

Hantu sendiri umumnya dideskripsikan sebagai suatu zat yang berwujud seperti manusia, walaupun terkadang ada pula kisah mengenai hantu hewan. Mereka diyakini menghuni tempat, objek atau orang tertentu yang terkait dengan mereka pada saat mereka masih hidup. Tak sedikit para ilmuwan menentang mengenai hal tersebut, walaupun sudah diselidiki selama berabad-abad, tidak ada satu pun bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa suatu tempat dihuni oleh roh orang mati. Namun, ilmu sains dapat menentukan kondisi apa saja yang menunjukkan bahwa ada hantu di sekitarmu. Penasaran? Check this out!

1. Medan Elektromagnetik yang Kuat


Selama beberapa tahun, seorang ilmuwan saraf asal Kanada yang bernama Michael Persinger mempelajari tentang efek elektromagnetik terhadap persepsi manusia terhadap hantu. Hal ini dilakukan dengan menarik hipotesa tentang apa yang memunculkan ladang magnetik, menganalisa apa yang tak terlihat secara kasat mata, serta apa yang membuat seseorang merasakan hal tersebut sebagai " Kehadiran ".

Menurut sang ilmuwan, adanya pola aktivitas aneh di otak yang disebabkan adanya ladang elektromagnetik tersebut, membuat seseorang merasa ada hantu di dekatnya. Dalam studinya, Persinger menyebutkan kalau seseorang diterpa ladang magnetik yang lemah selama 15 hingga 30 menit, seseorang akan memiliki persepsi bahwa ada kehadiran yang tak terlihat di ruangan tempat dia berada.

Hal ini sedikit membuktikan bahwa hantu sebenarnya hanyalah persepsi otak kita yang agak 'kacau' karena faktor luar.

Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh Dr. Haryadi Suparto, pendiri Museum Kesehatan Dr. Adhyatma Surabaya,  makhluk astral memang tertarik pada medan elektromagnetik yang kuat.

 2. Infrasound

Infrasound adalah suara dengan tingkat intensitas yang sangat rendah, sampai-sampai manusia biasa tidak bisa mendengarnya. Beberapa binatang seperti gajah, bisa mendengar jenis suara semacam ini. Infrasound ini ternyata mampu dibuktikan secara ilmiah dan dapat membuat seseorang tak nyaman secara fisiologis.

Vibrasi frekuensi rendah bisa menyebabkan ketidaknyamanan psikologis pada seseorang.  Kebisingan frekuensi rendah bisa menyebabkan disorientasi, rasa panik, perubahan detak jantung dan tekanan darah, serta perasaan ditakuti oleh hantu

Sebuah jurnal ilmiah berjudul 'Natural Causes of Hauntings' meneliti tentang sebuah ruangan yang dilaporkan berhantu. Setelah berbagai penelitian, ternyata penyebab utama ruangan tersebut 'terasa' berhantu adalah adanya sebuah kipas angin yang mengeluarkan 'suara tak terdengar' yang menyebabkan adanya efek 'angker.' Gelombang suaranya yang hanya 19 Hz tak akan terdengar telinga kita, namun efeknya bisa membuat otak kita kacau. Serta, tidak semua manusia dan hewan dapat mendengar frekuensi dibawah 19 Hz.

3. Tumbuhnya Jamur

Rumah siapa nih yang banyak ditumbuhi jamur? Hati-hati jadi sarang hantu! Yap, ruangan yang lembab dan berjamur ternyata juga disebut-sebut dalam penelitian ilmiah tentang penampakan hantu dan pengalaman gaib lainnya. Seorang profesor dari Clarkson University bernama Shane Rogers meneliti pertumbuhan jamur dan adanya aktivitas mistis di dekatnya.

Shane Rogers mengamati adanya kesamaan antara pengalaman paranormal dan efek halusinogen dari spora jamur yang tumbuh di tempat lembab. Beberapa jenis jamur bisa menyebabkan gejala yang cukup 'angker', yakni ketakutan tak jelas dan tak bisanya memproses informasi dengan benar.

Dalam pengumpulan datanya pun, beberapa jamur beracun berada di beberapa tempat angker yang dikabarkan berhantu. Karenanya menurut para ahli, makhluk astral senang berada di tempat berjamur.

4. Keracunan Karbon Monoksida

Pada tahun 1921, seorang dokter bernama W.H. Wilmer mempublikasi cerita aneh tentang rumah berhantu dalam jurnal medis yang berjudul American Journal of Ophthalmology.
Jurnal tersebut menceritakan sebuah cerita unik di mana sebuah keluarga yang pindah ke sebuah rumah tua, mengalami fenomena aneh yang terkait hal mistis. Keluarga tersebut mendengar suara-suara aneh di malam hari, mendengar suara perabot rumah tangga yang tergeser secara tiba-tiba, dan mendengar ada kehadiran orang lain di rumah tersebut yang diduga hantu.

Ternyata rumah tersebut dipenuhi dengan kandungan karbon monoksida yang bocor. Efek dari karbon monoksida bisa menyebabkan seseorang mengalami halusinasi aural dan visual. Di saat itu, kemampuan penglihatan dan rasa manusia bisa menembus batas normalnya.

5. Kinerja Otak dan Otot Tubuh

Someg pasti pada udah kenal sama yang namanya 'ketindihan' alias sleep-paralyzed kan? Atau udah ada yang pernah ngalamin nih? Kalo Crewmeg sih belom :v (Alhamdulillah?)
Menurut sains, pengalaman ketindihan ini adalah sesuatu yang sangat wajar terjadi. Karena, pada saat kita tidur otak kita mengirim sinyal pada otot-otot tubuh kita agar nonaktif saat fase REM (Rapid Eye Movement). Hal ini terjadi supaya saat kita mimpi macam-macam, misalnya mimpi ngebunuh orang, kita enggak benar-benar ngebunuh orang di dekat kita tanpa kita sadari. Hal seperti ini beneran bisa terjadi oleh orang yang mengalami penyimpangan REM.

Nah, pada saat kita mulai sadar di fase tidur non-REM, otot tubuh kita masih belum aktif, padahal otak kita udah mulai aktif. Inilah yang terjadi pada orang ketindihan. Terkait halusinasi akan adanya sosok yang menemani kita. Menurut Persinger, itu disebabkan oleh rangsangan di belahan otak kanan yang membuat kalian merasakan kehadiran orang lain. Padahal, itu cuma ilusi.

6. Ada Pihak Lain yang Memberikan Kesaksian atau Menyatakan Pengalaman yang Sama

Dalam sebuah studi ilmiah yang dilakukan oleh tim psikolog dari Universitas London, kita akan merasa hal-hal mistis karena kita percaya hal tersebut ada. Terlebih lagi hal mistis tersebut diperkuat argumen dari orang lain.

Penelitian tahun 2014 oleh para psikolog dari University of London meminta para partisipan untuk menonton pesulap, yang seharusnya membengkokkan kunci besi dengan pikirannya. Yang tidak diketahui partisipan lainnya adalah kalau ternyata beberapa partisipan di situ adalah peneliti yang akan membuat cerita bohong.

Beberapa partisipan ini dipasangkan satu sama lain. Partisipan yang palsu mengatakan pada pasangannya bahwa ia melihat kunci terbengkok dengan jelas. Hasilnya, mereka yang dipasangkan dengan partisipan palsu melaporkan bahwa mereka juga melihat kuncinya membengkok. Jadi jika seseorang menyatakan bahwa ia mengalami, melihat atau merasakan sesuatu, ada kecenderungan orang yang berada di kondisi yang sama akan mengatakannya juga.

Menurut penulis studi ini, Christopher French, jika seseorang secara percaya diri menyatakan bahwa dia melihat hantu, secara psikologis otak pendengarnya akan merasionalkan informasi tersebut, dan pada akhirnya akan percaya bahwa mereka juga melihat hantu.

7. Keinginan Diri Sendiri yang Ingin Percaya Hantu

Berdasarkan penelitian dari Universitas London, manusia secara kultur didesain untuk percaya hantu. Hal ini dikarenakan gagasan tentang kematian itu terlalu 'gelap' untuk dipercaya oleh masyarakat. Oleh karena itu berbagai budaya selalu punya versi tentang kehidupan setelah meninggal.

Seorang peneliti bernama Christopher French menyatakan bahwa ada alasan khusus kenapa banyak orang percaya pada makhluk astral. Menurutnya kita semua ingin percaya dimensi lain, tapi secara umum banyak orang tidak suka membahas soal kematian. Frech menyambung bahwa kita lebih mudah percaya langsung pada sesuatu ketika kita langsung diperlihatkan bukti (misalnya: foto, rekaman suara atau video).


Mengutip pernyataan sang ilmuwan, "lebih percaya untuk percaya sesuatu yang ingin kita percaya." Hal tersebut sudah sangat menjelaskan mengapa hantu itu 'ada'.
Bagaimana menurut Someg? Sekali lagi, apa kalian percaya akan adanya hantu? :)

Bagikan artikel ini

1 comment