Seorang pria ditemukan
tewas di lantai atas rumahnya dengan luka tembak di dada serta teka-teki yang
ditulis korban menggunakan darahnya. Setelah melakukan autopsi, ditemukan
peluru dengan kaliber 7,62 mm yang merenggut nyawa korban.
Polisi yang kesulitan mengungkap
misteri di balik pembunuhan memanggil seorang detektif untuk membantunya.
Sebelumnya, polisi telah menahan tetangga korban yang seorang mantan tentara
sebagai tersangka utama. Namun, setelah dilakukan penyelidikan, si detektif
memberikan sejumlah nama yang juga berpotensi membunuh korban.
Tersangka pertama: Mark, tetangga
korban. Mantan tentara. Ditemukan senapan AK47 di rumahnya. “Aku sedang meminum
kopi di teras belakang ketika kejadian berlaku! Lagipula kalian tidak bisa
menahanku hanya karena senapan tua yang kudapat dari teman lamaku! Aku memang
sering kesal dengan arogansi tetanggaku itu, tapi membunuhnya adalah hal gila!”
Tersangka kedua: Tony, teman korban.
Bekerja di perusahaan ekspor-impor. Ia merupakan orang terakhir yang
menghubungi korban sebelum kejadian. “Aku sedang berada di gedung itu ketika
kejadian berlaku. Kami memiliki janji untuk bertemu di sana, namun setelah
menunggu selama lima belas menit, dia tidak juga datang sehingga aku
meninggalkannya.” katanya, sambil menunjuk gedung empat lantai berjarak sekitar
500 meter dari rumah korban
Tersangka ketiga: Anne, istri
korban. Ibu rumah tangga biasa. Menurut kesaksian yang didapat, hubungan mereka
kurang baik akhir-akhir ini dan ditemukan sebuah shotgun dengan beberapa peluru yang masih lengkap di rumah mereka.
“Ini sungguh bukan punyaku! Justru ini milik suamiku sendiri. Akhir-akhir ini,
dia tampak begitu waspada hingga membeli shotgun
untuk berjaga-jaga. Pistol itu bahkan belum pernah kami gunakan! Dari
pembicaraan telepon yang kudengar, suamiku sedang terlilit investasi bodong
yang menghabiskan hampir seluruh harta yang kami punya. Oleh sebab itu aku
ingin berpisah dengannya karena aku memikirkan nasib anak kami yang masih
balita. Sungguh, aku tidak membunuhnya, bahkan aku tidak pernah terpikirkan hal
ini akan terjadi. Ketika kejadian berlangsung, aku sedang tidur siang di kamar
anakku dan langsung terbangun ketika mendengar suara kaca pecah dari lantai
atas tempat suamiku berada. Jika aku memang membunuhnya, aku tidak akan memanggil
kalian kemari.”
Si detektif naik ke lantai atas untuk melihat tempat kejadian perkara. Sesuai pernyataan sang istri, jendela yang ada di sana pecah tertembus peluru, menyisakan kaca pecah berserakan di atas pesan kematian korban yang terlukis dengan darahnya sendiri di lantai.
M
H G R + 7
20152124
Art. Netto. Nation. Empty.
Setelah melihat peluru yang digunakan untuk membunuh korban, si detektif langsung menangkap si pelaku dan menyeretnya ke pengadilan. Huh, benar-benar kasus pembunuhan yang merepotkan.
(By : Qonita Rahmania)
Yuk buruan kirim jawabanmu ke nomor 0881026536781
dengan format : Nama lengkap_Kelas_Jawaban_Alasan memilih jawaban. Ditunggu
analisis Someg detektif secepatnya!