Thank's
“Semuanya....
tolong aku...!!!. mengapa...?, mengapa semuanya meninggalkanku ?. Kenapa..? Apa
salahku ?. Apa yang telah aku lakukan?. Apa yang telah membuat aku harus
menanggung beban ini?.”
Sejak
kejadian 3 tahun yang lalu, saat semua anggota keluargaku meninggalkanku,
karena kecelakaan. Saat itu, aku hanya bisa melihat mereka dipenuhi dengan
darah. Aku sangat menyesalinya. Andai aku bisa menyelamatkan mereka, pasti
hidupku tidak akan seperti ini. Dengan perasaan sepi yang selalu menyelimuti,
dengan perasaan sedih yang kadang menghampiri. Tapi semua itu sudah berlalu,
tidak ada yang bisa mengubahnya.
Hari-hariku
kujalani seperti biasa, ke sekolah dan setelah itu mengikuti ekskul musik,
kalau ekskulnya libur ya.... langsung pulang. Hari ini kelas berakhir lebih
awal, entah karena apa. Tapi secara otomatis juga ekskulku juga dimulai lebih
awal. Aku memang sengaja memilih ekskul ini, dengan harapan musik ini bisa menghilangkan sepi di hidupku.
Tapi aku merasa ini tidak berhasil, meskipun sudah 5 bulan mengikutinya ,
hidupku tetaplah sama dengan yang dulu. Aku pun langsung bergegas ke ruangan
musik. Tapi anehnya kali ini tidak ada yang datang. Sesaat setelah itu,
datanglah Kaila.
“Nafi’
, maaf ya. Aku tidak memberitahumu sebelumya. Ekskulnya hari ini libur.”
“Oh..
ya sudah, aku pulang
dulu.” Jawabku dengan malas.
“Hati-hati
ya.. dan sekali lagi aku minta maaf”
“ya
tidak apa-apa”
Aku
pun pulang , dan segera menyegarkan badanku. Malam pun datang, dan aku pun
segera tidur. Dan tiba-tiba HP ku berbunyi. Dan kulihat ternyata Kaila.
“Halo,
tumben malam-malam gini nelfon . ada apa?” tanyaku.
“Ada
lomba piano nih, di Surabaya. Mau ikutan nggak sama aku?, soalnya teman-teman
gak ada yang mau ikut. Lumayan lho... total hadiahnya 83 juta.” Pintanya.
“Hmm.....
kapan sih lombanya berlangsung?”
“Kalau
lombanya sih kurang 1 bulan lagi. Kalau batas pendaftarannya kurang 5 hari.”
“ya
udah deh, lagian kayaknya gak ada hal yang penting sebulan kedepan.” Jawabku.
“Oke..
terima kasih ya.. kamu akan kudaftarkan bersama aku. Dan kita akan mulai
latihan besok”
“terserah
kau saja, aku ngantuk, malem”
“malem”
Aku
lalu kembali tidur. Seberkas cahaya pun datang, aku mulai menjalani aktifitasku
di sekolah. Tak terasa hari ini berjalan begitu cepat. Bel pulang pun berdering.
Lau kami berlatih, untuk mempersiapkan diri mengahadapi lomba yang akan
dilaksanakan sebulan kedepan. Kami terus berlatih bersama hingga hari H datang.
Aku merasa selama aku berlatih bersamanya, hariku ini terasa tidak sesepi dulu,
dia kerap membuatku tersenyum, sehingga seaakan hariku ini lebih berwarna
bersamanya.
Hari dimana lomba piano digelar pun
datang. Jam 6 pagi kami berangkat bersama dengan berboncengan meggunakan sepeda
motor, memang kami berangkat sepagi ini mengingat jarak rumah kami dengan
lokasi adalah 60 menit parjalan dan lombanya dimulai jam 8 pagi. Kami pun
sampai di sana, dan mempersiapkan diri untuk penampilan kami nanti.
“aku
merasa sedikit gugup.”beritahunya kepadaku.
“itu
sudah terlihat dari raut mukamu.” Jawabku dingin.
“Apa
kamu tidak merasa gugup?” tanyanya.
“entah
kenapa, aku jarang sekali merasakan itu. Tapi jangan sampai hal yang sepele itu
mempengaruhi penampilanmu nanti.” Saranku padanya.
“Oke
akan ku usahakan” jawabnya semangat.
Kami
pun terus mengobrol dan menunggu giliran kami untuk tampil. Melihat penampilan
musisi lain lewat layar yang sudah disiapkan di setiap ruang, penampilan mereka terlihat sangat
hebat. Dan setelah beberapa lama namaku pun dipanggil untuk mempersiapkan
diri.
“Nafi’..
semangat dan tunjukan kemampuanmu. Kamu pasti bisa” katanya kepadaku.
“ya..!!
aku akan berusaha”
Aku
pun menuju ke panggung, banyak sekali orang yang datang secara langsung untuk
melihat perlombaan ini. Aku bermain sebaik yang aku bisa, menyampaikan isi hatiku,
kesedihan yang ku lalui dan rasa cinta yang baru saja menghampiriku melalui
alunan musik yang ku mainkan. Akhirnya selesai, aku berhasil memainkannya
dengan baik. Aku meninggalkan panggung dengan tersenyum, ternyata peserta
berikutnya adalah Kaila.
“Semangat
dan tunjukan kemampuan terbaikmu.” Kataku dengan semangat.
“Iya...
terima kasih , aku akan berjuang.” Katanya optimis.
Dia
pun menuju ke panggung dan memainkan pianonya, aku melihat penampilannya, dia
terlihat sangat menghayati permainannya. Dia berusaha untuk menyampaikan
emosinya itu kepada semua orang. Akhirnya penampilannya berakhir, dan kembali
dengan senyum bahagia yang memancar diwajahnya. Dia lalu menghampiriku dan
bersama menyaksikan peserta lainnya tampil, sekaligus menunggu hasil dari lomba
ini. Semua peserta telah menampilkan penampilan terbaik mereka. Yang
ditunggu-tunggu pun datang, pengumuman para pemenang. Kami menunggu,
menebak-nebak , apakah kami bisa jadi juara?. Kami terus menunggu nama kami
disebutkan. Tapi kenyataannya hingga semua juara disebutkan nama kami tidak
terdengar. Kulihat Kaila menangis. Aku lalu mencoba untuk menenangkannya.
Aku mohon jangan bersedih, hapus semua kesedihan itu, itu hanya akan membuat kacau hidupmu.
Tersenyumlah...
#Salman-Alfarisi